LATAR
BELAKANG
Kota
Bogor memiliki beberapa museum didalamnya, dan terdapat salah satu Museum yang
cukup tua yang dimiliki Kota bogor, yaitu Museum Perjuangan Bogor, yang
berisikan peninggalan peninggalan pada masa penjajahan di Daerah Bogor dan
sekitarnya, yaitu sepeti pistol, alat alat perang, baju, bahkan surat kabar
pada zaman itu.
Museum
Perjuangan ini berada dilokasi yang sangat strategis, yaitu dekat dengan pusat
perbelanjaan, Stasiun Besar Bogor, dan dekat dengan beberapa Sekolah Negeri dan
Swasta yang terdapat di Kota Bogor. Namun dengan potensi seperti itu bukan
berarti Museum Perjuangan Kota Bogor memiliki pengunjung yang sangat banyak,
semakin majunya zaman, pengunjung Museum Perjuangan Kota Bogor ini semakin
berkurang. Hal ini dikarenakan masyarakat kini yang sudah tidak begitu tertarik
untuk mengunjungi Museum untuk mencari ilmu, dan bangunan Museum Perjuangan
yang sudah cukup tua, tidak dapat menarik perhatian masyarakat karena berada di
antara gedung yang lebih modern.
Untuk
mengembalikan kembali fungsi Museum Perjuangan sebagai tempat yang menarik
dalam mengetahui sejarah perjuangan dan sebagai tempat wisata edukasi maka
perlu dilakukan Revitalisasi Museum Perjuangan Kota Bogor.
SEJARAH
GEDUNG MUSEUM PERJOANGAN BOGOR
Gedung yang dulu terletak dan dikenal
dengan nama Tjikeumeuh Weg No. 28 yang berhadapan dengan Kerkhof (Kuburan
Belanda) yang bernama “MOMENTO MERI” mempunyai sejarah tersendiri.
Yang sekarang pun masih mempunyai ciri
khas, dikelilingi oleh Jl. Mayor Oking Djajaatmadja, Jl. Veteran, Jl. Perintis
Kemerdekaan dan akhirnya Jl. Merdeka, sekarang Gedung Museum Perjoangan Bogor
letaknya di Jl. Merdeka No. 56.
Gedung ini dibangun bertingkat dua
pada tahun 1879 milik seorang pengusaha Belanda yang bernama WILHELM GUSTAAF
WISNNER, dipergunakan untuk Werehouse yaitu Gudang Perusahaan Export Komodite
Pertanian ke Eropa.
Pada Tahun 1935, gedung ini sudah
dipakai untuk Pergerakan Nasional menentang pemerintah Kolonial Belanda yaitu
dipakai oleh PARINDRA dibawah pimpinan MR. KASMAN SINGODIMEDJO, juga dipakai
kegiatan pemuda dibawah pandji-pandji Kepanduan Indonesia yaitu Pandu SURYA
WIRAWAN.
Pada tahun 1942, Zaman Penjajahan
Jepang, gedung ini dipakai gudang oleh tentara Jepang untuk menyimpan barang-
barang Interniran Belanda.
Pada tahun 1945, gedung ini dipakai
untuk menyambut dan mempertahankan Kemerdekaan yang telah diproklamasikan oleh
proklamator SOEKARNO/ HATTA pada tanggal 17 Agustus 1945.
Selain itu gedung ini pun digunakan
untuk kegiatan media massa “GELORA RAKYAT” , dan dilantai atas dipakai DEWAN
PERTAHANAN DAERAH KERESIDENAN BOGOR”.
Selain itu dipakai pula oleh CALL
SCINE “RADIO RRI PERJUANGAN DAERAH KERESIDENAN BOGOR”
Pada tahun 1946, gedung ini
dikosongkan karena sudah tidak tahan lagi oleh tekanan Pasukan Tentara Nica dan
antek- anteknya.
Pada tahun 1948 Gedung ini dipakai
GABSI Cabang Bogor, pada akhir tahu 1949 sampai tahu 1950 Gedung ini dipakai
oleh Pemerintahan sementara Kabupaten Bogor dan Komandan Daerah Militer.
Pada tahun 1952 sampai tahun 1958
Gedung ini dipakai oleh S.R. Negri No.34 Bogor dan akhirnya oleh pemiliknya
yang terakhir yaitu Bapak UMAR bin USMAN ALBA WAHAB pada tanggal 20mei 1958
dihibahkan kepada Museum Perjuangan Bogor menjadi milik Museum Perjuangan Bogor
KLASIFIKASI
MUSEUM PERJOANGAN BOGOR
Museum
Perjuangan Bogor ini merupakan salah satu cagar budaya yang dimiliki Kota
Bogor, yang dikategorikan sebagai cagar budaya kategori B.
Bangunan
Museum Perjuangan Bogor ini
dikategorikan sebagai Kategori B
karena bangunan ini tidak boleh dibongkar sembarangan, dapat dibangun bangunan tambahan, tanpa harus merubah bangunan utamanya. Dapat
memungkinkan dilakukannya revitalisasi pada bangunan Museum Perjuangan Bogor.
DATA EKSISTING BANGUNAN MUSEUM
Luas
Bangunan : 515 m2
Luas
Lahan : 650 m2
Di
dalam gedung ini ditopang oleh tiga pilar besar yang menjadi salah satu cirri
bangunan colonial.
· Di halaman depan museum ini terdapat sebuah taman seluas
10 x 30 meter, halaman ini berlantaikan ubin dan di tengah-tengah tamannya
terdapat sebuah pancuran air
· Lantai pertama berisikan
kantor dan benda-benda koleksi seperti senjata-senjata modern, dokumen-dokumen,
mata uang, lukisan dll
· Lantai kedua terdiri dari benda-benda koleksi seperti
senjata tradisional , prasasti, diorama peristiwa pertempuran, kain/pakaian dan
sebagainya.
PERMASALAHAN
·
Pada
museum perjuangan bogor ini terdapat banyak kerusakan pada material interior
bangunan yang harusnya menunjang menunjang bangunan museum ini sebagai cagar
budaya pada isi bangunan dalam museum yang merupakan sejarah pada masa lampau.
·
Peletakan
serta fungsi penunjang bangunan tidak terkelola dengan baik pada bangunan ini,
terlihat pada denah sebelumnya hanya terdapat ruang ruang umum seperti galeri,
toilet dan musholla sedangakan tidak ada
ruangan privat seperti kantor untuk pengelola pada bangunan museum ini.
·
Pada
kawasan sekitar museum ini banyak
bangunan komersil yang cukup padat dan ramai sehingga seringnya
menimbulkan kebisingan yang terdengar dari dalam museum yang mengakibatkan
kondisi museum menjadi tidak kondusif.
·
Pada
area teras depan museum terdapat beberapa pedagang kaki lima dan kumpulan
pangkalan ojek online yang memanfaatkan halaman museum sebagai tempat berteduh
sehingga mengakibatkan lingkungan area halaman museum menjadi kumuh dan kotor.
USULAN
DAN KESIMPULAN
USULAN
PELESTARIAN
Berdasarkan
tinjauan langsung terhadap museum perjuangan bogor dan berdasarkan analisis
masalah dan potensi yang ada pada museum perjuangan bogor yaitu :
·
Perlu
dilakukanya upaya revitalisasi bangunan bersejarah yang hampir rusak hingga
yang telah rusak.
·
Perlunya
penambahan fungsi baru pada museum seperti ruang privat berupa kantor pengelola,
ruang veteran untuk berkumpulnya para tamu veteran.
·
Perlu
dilakukannya penataan ulang galeri museum agar lebih tertib dan rapih serta
terzona dengan baik.
·
Perlunya
penataan dan ketertiban pada halaman depan museum seperti penambahan fungsi
plaza pada halaman.
·
Perlunya
membuat acara-acara bulanan atau tahunan yang berskala kota atau nasional untuk
promosi museum
KESIMPULAN
Kesimpulan bangunan
museum perjuangan bogor yaitu pada saat ini tahun 2018 memang banyak terjadi
kerusakan pada kondisi bangunan yang difungsikan sebagai bangunan cagar budaya,
namun kawasan ini memiliki banyak potensi yang baik yaitu salah satunya potensi
dalam bidang ekonomi kawasan, dan nilai sejarah pada kawasan sehingga perlunya
revitalisasi untuk menghidupkan kembali museum perjuangan bogor sebagai bangunan cagar budaya.
NAMA KELOMPOK :
CICI DAMAYANTI (22314400)
RESTU LUSTIKA (29314097)
SYERLY BUDIMAN (2A314618)
DOSEN :
DR. IR. PANCAWATI DEWI, MT